CLICK HERE TO BOOK MARK THIS BLOG

Sunday, April 02, 2006

Beasiswa Dalam Negeri: Pertamina

DARI CERDAS BERSAMA PERTAMINA SAMPAI PERTAMINA SEHATI

Sesungguhnya banyak program sosial Pertamina, baik yang ditangani Pusat maupun unit-unit operasi. Baik pemberdayaan SDM lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat, sampai bantuan pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum. Kegiatan itu kini dirangkum dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

PKBL merupakan bentuk corporate social responsibility (CSR). Dan dalam tataran CSR itu Pertamina kini antara lain bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan.
Untuk bidang pendidikan ada program beasiswa untuk SD, SMP, SMU, S1, dan S2. Kemudian program pembangunan rumah baca; bantuan alat atau fasilitas belajar; dan Pertamina Youth Program.

Sedangkan untuk bidang kesehatan, Pertamina memiliki program: •Pertamina Sehati; •pembinaan posyandu; •peningkatan gizi anak dan ibu; •penyuluhan dan pembinaan bidan/dukun beranak; •penyuluhan kesehatan hygiene dan gizi untuk calon ibu; •pengobatan massal.

Untuk bidang lingkungan ada dua program, yaitu: •program kali bersih dan •penghijauan.

Sedangkan untuk community development terdiri dari: •pelatihan keterampilan dan kewirausahaan; •bantuan permodalan; dan •pelatihan pertanian dan perikanan.
Di bawah ini dua di antara program Pertamina, Cerdas bersama Pertamina dan Pertamina Sehati.

CERDAS BERSAMA PERTAMINA
Program yang akan digulirkan tahun 2005 ini memberikan beasiswa dana pendidikan bagi mahasiswa dan atau mahasiswi berprestasi dengan prioritas keluarga kurang mampu, dengan tujuan meningkatkan serta memperluas kesempatan masyarakat untuk mengenyam dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Sebenarnya program beasiswa sudah lama dilaksankaan Pertamina, terutama oleh unit-unit. Tetapi demi untuk pengintegrasian agar semua kegiatan CSR berjalan efektif dan berdampak positif terhadap perusahaan, maka sebutan atau nama akan diberlakukan mulai 2005.

Kegiatan seperti biasa berjalan baik di unit maupun Pusat, tetapi satu nama yang dimunculkan, yaitu Cerdas bersama Pertamina.

Barangkali yang cukup membedakan adalah penekanan pada siswa/siswi oleh pelaksanaan CSR di unit-unit akan diperkuat untuk beasiswa bagi mahasiswa/i yang akan di-cover oleh Pusat selain oleh unit.

Manfaat. Program ini tentu saja memberikan manfaat besar kepada masyarakat, Pemerintah, dan Pertamina sendiri.

Untuk masyarakat, manfaatnya adalah meningkatkan serta memperluas kesempatan mengenyam pendidikan dan melanjutkan sekolah lebih tinggi.

Sedangkan manfaat bagi Pemerintah, di samping menyukseskan program nasional, dengan adanya sinergi bersama Pemerintah khususnya di daerah, kebutuhan akan tenaga berpendidikan yang sesuai dengan arah pembangunan daerah dapat terpenuhi.
Dan bagi Pertamina sendiri, program ini diharapkan memberikan suatu benefit positif. Yaitu diperolehnya dukungan dari masyarakat dan Pemerintah. Juga peningkatan image perusahaan di mata stakeholders.

Sumber dana. Sumber dana beasiswa diperoleh dari dana PKBL sektor pendidikan atau pelatihan, yang komposisinya diambil secara proporsional. Hal ini dilakukan mengingat untuk sektor ini, dana juga dibagi ke pengadaan infrastruktur pendidikan serta pelatihan.

Untuk beasiswa pendidikan dasar dan menengah diserahkan kepada kebijakan masing-masing unit atau daerah operasi. Sedangkan untuk jenjang yang lebih tinggi dikelola oleh korporat serta unit operasi.

Untuk program beasiswa bagi S1 dan S2, rekruitmen akan disiapkan oleh Pusat bekerja sama dengan unit operasi dengan metode seleksi terpusat. Anggaran tersebut adalah murni untuk beasiswa tidak termasuk anggaran publikasi untuk pencitraan.
Beasiswa diberikan kepada pelajar berprestasi yang telah lolos proses rekruitmen yang ditetapkan oleh perusahaan dengan persyaratan dan ketentuan diatur sesuai standar tertentu.

Beasiswa untuk S1. Standar itu menyangkut persyaratan umum untuk jenjang S1.
Sang mahasiswa atau mahasiswi minimal Semester V. IP terakhir Minimal 3 untuk Jurusan Sosial dan 2,75 untuk jurusan Eksak (skala 4) dibuktikan dengan Kartu Hasil Studi yang dilegalisir kampus

Dia harus mengajukan permohonan beasiswa tertulis; menyerahkan identitas diri dan riwayat hidup; menyerahkan Surat Keterangan tidak mampu yang dikeluarkan aparat setempat.

Dengan demikian, beasiswa S1 diberikan sampai Semester 8 dan/atau sampai selesai pendidikan dengan syarat pada pergantian semester mendapatkan IPK minimal sama dengan semester sebelumnya.

Untuk Mahasiswa semester 6 dan 8 akan diberikan biaya penelitian tugas akhir yang jumlahnya dihitung secara proporsional.

Beasiswa untuk S2. Persyaratan umum untuk jenjang S2 tentu saja telah lulus S1. Nilai IPK-nya minimal 3 (referensi). Lalu nilai skripsi atau karya tulis akhir (KTA) adalah A.

Secara administratif mengajukan Surat Permohonan Beasiswa serta Surat Kelulusan dan Nilai IPK akhir yang dilegalisir oleh Kampus. Selain itu Resume Tugas Akhir dan Rekomendasi dari Kampus, serta menyerahkan Identitas Diri dan Riwayat Hidup.
Beasiswa ini menanggung biaya pendidikan dan penelitian. Adapun pelaksanaan pendidikan yang didanai oleh beasiswa ini dilaksanakan di kampus dalam negeri yang telah memiliki kerja sama dengan Pertamina

Ketentuan lain, beasiswa hanya diberikan sampai selesai pendidikan dan/atau maksimal empat semester. Dan bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan harus menyerahkan copy Ijazah dan Nilai Akhir yang dilegalisir Kampus.

Tahap seleksi. Pertama, pengumpulan persyaratan dan kelengkapan di kampus yang ditentukan. Tahap kedua adalah seleksi oleh Pertamina Pusat yang bekerja sama institusi terkait. Dan khusus untuk S2 seleksi ditambah tes wawancara. Untuk tahap ketiganya pengumuman melalui kampus dan ke individu, dan tahap keempat, penyerahan beasiswa.

Komite Penyeleksi. Komite Seleksi adalah person-person yang bertanggung jawab untuk menyeleksi penerima beasiswa. Kewenangan komite ini adalah menyeleksi penerima beasiswa dan memutuskan perpanjangan pemberian beasiswa seperti prosedur yang berlaku di atas.

Anggota komite penyeleksi terdiri atas perwakilan kampus, PKBL, dan hupmas korporat/unit.

PERTAMINA SEHATI
Seperti juga program CSR di bidang pendidikan, program di bidang kesehatan yang sudah dilaksanakan di unit-unit, atau Pusat, juga akan diintegrasikan dalam satu nama Pertamina Sehati (Pertamina untuk Kesehatan Anak & Ibu).
Prorgam ini akan melaksanakan beberapa item program, yaitu:

•Pembinaan Posyandu
Posyandu adalah salah satu media untuk mensosialisasikan budaya hidup sehat serta kebersihan lingkungan pada masyarakat menengah ke bawah. Dalam perspektif peningkatan kesehatan masyarakat, Posyandu adalah motor penggerak dan sekaligus wahana penanaman budaya sadar makanan dan tubuh serta lingkungan yang sehat.
Bentuk-bentuk kegiatan pembinaan Posyandu adalah pelatihan ibu PKK untuk pelayanan Posyandu. Pelatihan itu meliputi:
•Penimbangan dan perawatan bayi;
•Komunikasi kesehatan;
•Penyuluhan Keluarga Berencana;
•Penyuluhan ibu hamil dan menyusui;
• Pembuatan Buku Panduan untuk Ibu Hamil dan Menyusui (kerjasama dengan IDI).
•Peningkatan Gizi Anak dan Ibu. Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara dan bangsa. Terbentuknya SDM berkualitas, yaitu SDM yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat esensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi.
Untuk mempercepat upaya peningkatan gizi anak, maka program-program yang dilaksanakan adalah:
• Penyuluhan gizi ke anak-anak sekolah dan ibu-ibu muda;
• Bantuan pemberian makanan dan obat kesehatan (kerjasama dengan produsen makanan/obat);
• Pemberian tablet yodium pada anak balita; dan tertakhir
• Pembuatan poster dan flyer makanan dan budaya sehat.
• Penyuluhan dan Pembinaan Bidan/Dukun Beranak

“Tingginya angka kematian ibu (AKI) sesuai data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003 yakni 307 per seratus ribu kelahiran hidup,” kata Menteri Kesehatan Ahmad Sujudi pada pertemuan mengenai pendekatan pertolongan keselamatan ibu melahirkan, beberapa waktu lalu.

Menurut Menteri Kesehatan tiga keterlambatan penyebab tinggi AKI, yakni terlambat mengenali bahaya ibu akan melahirkan dan merujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit (RS); terlambat transportasi menuju Puskesmas atau RS; dan terlambat memperoleh pertolongan di RS/Puskesmas.

Seperti data dalam website resmi Departemen Kesehatan, yang menegaskan bahwa 90% kelainan atau penyakit penyebab kematian pada ibu melahirkan antara lain perdarahan, virus toksemia gravidarum, infeksi dan komplikasi abortus.

Menghadapi hal tersebut, memang perlu dikembangkan suatu program pelatihan bidan dan dukun beranak di daerah pedalaman. Hal tersebut dilaksanakan dengan kerja sama dengan dinas-dinas kesehatan setempat.

Pelatihan yang diberikan meliputi penanganan persalinan dan pemeriksaan kehamilan serta pembekalan misoprostol (tablet mencegah perdarahan) bagi bidan dan dukun beranak. (Tim WePe)


0 Comments:

Post a Comment

<< Home



blog search directory

blog-indonesia

Powered by Blogger